Setelah usai mengikuti pelatihan masuk menjadi kelompok VII, dalam diskusi telah disepakati oleh ketua kelompok untuk segera mencari data sebagai bahan untuk dijadikan tulisan, saya dan saudara budi langsung menyusun rencana untuk meliput para penambang bot penumpang rute Tanjungpinang pulau Penyengat.
Bersama rekan yang lain saya dan 3 orang rekan bergerak menuju ke pelabuhan penumpang pulau Penyengat usai mengikuti conference pers BPJS kesehatan Kota Tanjungpinang yang selesai pukul 14,00 wib. Kami pun bergegas ke pelabuhan.
Kami tiba di pelabuhan penyengat dan langsung menuju conter kasir untuk mencari informasi, mengawali dengan salam, dan petugas conter langsung menanyakan apakah kami akan menyeberang ke pulau penyengat, kami pun menyampaikan maksud dan tujuan kami terkait isu maritime dan kelautan khususnya dimasa pandemic ini dari segi ekonomi apakah berpengaruh bagi para penambang bot rute penyengat tanjungpinang.
Terlihat mimik penjaga conter yang berubah kepada kami, sambil menulis nulis sesuatu dia mengatakan agar kami bertanya saja dipenambang yg sedang mangkal di ujung pelabuhan, saya dan rekan wartawan bergegas menuju tempat para penamnbang bot, akan tetapi taka ada satupun penambang bot yang bersedia untuk kami wawancarai, bahkan kami dipimpong ke tempat penjaga tiket kembali.
Karna sudah letih ahirnya kami memutuskan untuk tidak mewawancarai penambang bot dan berlalu dari dermaga pulau penyengat. Esoknya pukul 10.00 wib saya menuju ke pelabuhan pelantar 2 menemui penambang bot disana dan berhasil mewawancarai seorang seorang nelayan M Nasir yang menjala ikan di pelabuhan dan pelantar pelantar juga mewawancara seorang penambang bot atas nama Samsudin, keduanya adalah penduduk Kampung bugis Kota Tanjungpinang.
Kadang - kadang nak wawancara jika tiada menggunakan trik yang pas, jadinya amblas hahaha..Alhamdulillah dapat juge narsum yang bersedia..