About

Minggu, 09 Januari 2022

Kebun Sepetak Cinta Sedunia

 

Tanah sepetak yang telah lama dibeli, dan kini terlihat semak dan belukar berpeluk mesra, akar dan bermacam entah apa namanya kayu yang mulai meranggas membuat mata seram untuk memandangnya.

Letaknya berada di Desa Tembeling Kabupaten Bintan, jika kita menggunakan kendaraan agak 30 menit sampailah kita kepada tujuan, tanah ni memanglah sepetak, hanya cukup untuk membuat sebuah rumah ukuran sederhana, tapi saya dan istri saya selalu menyebutnya kebun, ya, kebun hahaha..mungkin saja jika orang lain melihat sepetak tapak yang kami sebut kebun itu akan tersenyum dan tertawa, karna memang di daerah Bintan, jika disebut “kebun”, ukurannya bukan alang-alang maen hektar orang memiliki, itu orang punya saya punya, ya ini, hehehe.

Dahulu di Kampong ini jugalah, ketika kecil ada cerita, yang saya masih mempunyai ingatan tentangnya, tempat saya bermain di sabuah anak sungai, bersama atuk, saya berendam melenakan masa hingga kepetang, sedangkan atok mengurus kebunnya, ada bermacam pokok buah yang dipelihara atok, ada duku, rambai, durian, petai, cempedak, dan bermacam buahan yang boleh menghasilkan wang ia tanam di kebunnya.

Masih menjadi ingatan yang sangat jelas, masa–masa itu bermain di kebun atok yang sangat sejuk dan menyenangkan, namun ianya kini hanyalah menjadi kenangan, ya, sabuah kenangan, kebon atok kini dah tak ada, ianya telahpun berpindah tangan, kepada siapa saya juga tak mengetahuinya, yang jelas ada kekanda saya mengabarkan bahwa kebun atok telahpun dijual, tiada lagi tempat indah kecil dulu untuk disinggahi ianya telah menjadi milik orang lain.

Kini ada sepetak kebun yang saya upayakan di kampung ini, saya bukannya hendak menangguk sedih kerana kebun atok dah langsai, tetapi jikalau di kenangkan akan hal itu tentulah sebak juga, ye lah, manusie bukan batu, hahaha.

Hari berkebun saya ini menjadi cinta sedunia, setidaknya itulah yang ada di hati, sebabnya, keluarga kecil saya, Istri dan Dua anak saya bersama-sama membersihkan semak dan ilalang yang telah merahajalela merosakkan mata di kebon ini, apelagi, kami libas sampai tiada lagi yang tersisa.

Bertambah pula gembira saya bukan kepalang, istri saya juga leguh legah memungot, membakar dan menjahanamkan sampah sarap yang betabur, sampai ahirnya bersihlah sepetak kebon kami tu.

Sahabat, disepetak kebon kita juga bisa merasakan cinta, atau membuat cerita kepada anak dan istri kita, bahwa bahagia bisa dimana saja, hehehe, selesai saya membersihkan kebun agak menjelang Asyar, kamipun bertolak pulang sambil mendengar nyanyian anak saya, heelikopter, heliiikoper, hahaha.

0 comments:

Posting Komentar