![]() |
ini ketawa bukan marah, hahaha |
Pandangan
Hipnoterapi: Luka Batin, Emosi Terpendam, dan Kurangnya Kasih Sayang
Pernah nggak, tanpa sengaja kamu
membaca status teman di media sosial yang isinya penuh dengan kemarahan, makian,
dan emosi negatif? Kadang-kadang isinya bukan cuma curhat, tapi sampai
keluar kata-kata kasar, tantangan, bahkan sumpah serapah.
Kenapa hal seperti ini bisa terjadi?
Apakah semua itu hanya bentuk luapan emosi sesaat, atau ada sesuatu yang
lebih dalam di baliknya?
Yuk, kita bahas dari sudut pandang hipnoterapi.
Pendahuluan: Amarah sebagai Gejala Luka
Emosional
Kemarahan adalah bagian dari emosi
manusia yang wajar. Tapi ketika seseorang terlalu sering marah, mudah
tersinggung, atau suka meledak-ledak tanpa alasan jelas, bisa jadi itu
bukan cuma soal emosi hari itu—melainkan gejala luka batin yang belum sembuh.
Dalam hipnoterapi, kemarahan sering
kali dilihat sebagai "pesan" dari pikiran bawah sadar yang
menyimpan pengalaman masa lalu. Dan salah satu akar paling umumnya adalah kurangnya
kasih sayang di masa kecil.
Luka
Lama di Memori Bawah Sadar
Hipnoterapi mengajarkan bahwa pikiran
bawah sadar menyimpan semua memori emosional, terutama saat masa anak-anak.
Ketika seorang anak:
- Kurang pelukan atau perhatian,
- Jarang dipuji atau diperdulikan emosinya,
- Selalu dibandingkan atau dikritik,
…maka bawah sadarnya bisa
menyimpulkan bahwa ia tidak layak dicintai.
Kesimpulan ini menciptakan efek
jangka panjang, seperti:
- Merasa tidak aman,
- Sulit percaya orang lain,
- Mudah curiga,
- Dan akhirnya, mudah marah sebagai mekanisme
pertahanan diri.
Contoh nyata: seseorang yang sering
dimarahi atau diabaikan semasa kecil, bisa tumbuh jadi orang dewasa yang mudah
tersulut dan menyerang duluan secara emosional. Ini karena bawah sadarnya
percaya dunia tidak aman, dan orang lain bisa menyakitinya kapan saja.
Emosi Negatif Punya Akar: Penjelasan
Hipnoterapi
Menurut hipnoterapi, setiap emosi
negatif memiliki akar di masa lalu, meskipun kita tidak selalu
menyadarinya. Kemarahan yang terus muncul bisa jadi hanyalah topeng dari
perasaan yang lebih dalam, seperti:
- Kesedihan yang belum tersalurkan,
- Perasaan tidak dihargai,
- Kekecewaan karena tidak pernah merasa dicintai.
Dalam sesi hipnoterapi, seseorang
akan dibimbing untuk:
- Menelusuri akar emosinya melalui relaksasi dan
eksplorasi memori bawah sadar,
- Menyadari bahwa amarahnya adalah respons dari luka lama,
- Melepaskan trauma tersebut dan menggantinya dengan
sugesti positif seperti:
“Saya layak dicintai dan dihargai.”
Tujuan
Hipnoterapi: Bukan Menghapus Marah, Tapi Memahami
Tujuan dari hipnoterapi bukanlah menghilangkan
emosi marah, melainkan memahami dan menyembuhkan akar masalahnya.
Ketika seseorang menyadari bahwa amarahnya berasal dari masa lalu yang belum
selesai, dan bisa berdamai dengan itu, maka:
- Amarahnya mulai mereda,
- Emosinya lebih stabil,
- Hubungannya dengan orang lain menjadi lebih sehat.
Kesimpulan
Dari sudut pandang hipnoterapi, orang
yang mudah marah bukan berarti orang jahat. Sering kali, ia hanya sedang
membawa luka batin yang belum sembuh, dan kemarahan adalah cara bawah
sadarnya melindungi diri.
Kurangnya kasih sayang, perhatian,
atau pengakuan di masa kecil bisa membentuk keyakinan bawah sadar bahwa dunia
ini tidak aman dan cinta itu tidak nyata. Maka, reaksi otomatisnya adalah marah,
menyerang, atau menjaga jarak secara emosional.
Dengan pendekatan seperti hipnoterapi, seseorang bisa menyentuh kembali sumber luka batinnya, melepaskan beban emosional itu, dan mulai membangun hidup yang lebih damai, sehat, dan penuh cinta.
Ah, sebenarnya hipnoterapi itu luar
biasa manfaatnya kalau mau dicoba. Tapi ya… kalau nggak percaya sih, ya
terserah aja sih. Wkwkwk